Al Farabi selalu berpindah tempat dari waktu ke waktu. Di masa
kecilnya ia dikenal rajin belajar dan memiliki otak yang cerdas, belajar agama,
bahasa Arab, bahasa turki, dan bahasa Persi di kota kelahirannya, Farab.
Setelah besar Al Farabi pindah ke Baghdad dan tinggal di sana sekitar 20 tahun
lamanya. Di sana ia memperdalam filsafat, logika matematika, etika, ilmu
politik, dan sebagainya. Dari Baghdad Al Farabi pindah ke Harran (Iran).
Di sana ia belajar filsafat Yunani kepada beberapa orang ahli, diantaranya Yuhana
dan Hailan. Tak lama kemuidian meninggalkan Harran dan kembali lagi ke
Baghdad.
Selama di Baghdad ia menghabiskan waktunya untuk mengajar dan
menulis. Al Farabi mengarang buku tentang logika, fisika ilmu jiwa, mwtafisika,
kimia, ilmu politik, musik dan lain-lain. Tetapi kebanyakan karyanya yang
ditulis dalam bahasa Arab telah hilang dalam peredaran dan diperkirakan tersisa
sekitar 30 buah.
Menurut banyak sumber, ia bisa menguasai 70 bahasa dunia dan
karenanya Al Farabi dikenal menguasai banyak cabang keilmuan. Dalam bidang ilmu
engetahuan, keahlian yang paling menonjol ialah dalam ilmu mantiq.
Dalam filsafat AlFarabi tergolong di dalam kelompok filsuf
kemanusiaan. Ia lebih mementingkan soal-soal kemanusiaan seperti akhlaq (etika)
terhadap intelektual politik dan seni. Dan menurut Prof. Gilson menyatakan
bahwa ia amat mencintai tokoh filsafat (Plato & Aristoteles). Filsafat Al
Farabi sebenarnya merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo
Platonisme dengan pikiran keislaman yang jelas dan aliran Syiah Imamiah.
Dalam soal mantiq dan filsafat fisika umpamanya, ia pengikut pemikiran-pemikiran
Aristoteles. Sedangkan dalam lapangan metafisika Al Farabi mengikuti
jejak Plotinus.
Al Farabi dapat juga dipandang sebagai pelopor klasifikasi ilmu
pengetahuan. Ia membuat klasifikasi ilmu ke dalam tujuh bagian, yaitu : logika,
percakapan (ilmi Al lisan), metematika, fisika, metafisika, politik dan ilmu
agama.
Abu Nashr ahli pula dalam bidang ilmu musik. Dialah yang meletakkan
dasar-dasar pertama ilmu musik dalam sejarah. Karenanya ia diberi gelar “Guru
Pertama” dalam ilmu musik. Musik telah dikenal semenjak zaman Phytagoras.
Phytagoras telah membuat ikhtisarnya menjadi beberapa bagian harmoni. Al Farabi
berusaha menyempurnakan ilmu musik dan menerangkan di mana
kekurangan-kekurangan Phytagoras.
Selama di Baghdad ia menghabiskan waktunya menulis karya-karyanya :
- Agrad Al Kitab Ma Ba’da At Tabi’ah (Intisari buku Metafisika)
- Al Jam’u Baina Ra’yai Al Hakimaini (mempertemukan dua pendapat filsuf : Plato dan Aristoteles)
- ‘Uyun Al Masa’il (Pokok-pokok Persoalan)
Pikiran-pikiran Pendidikan Kota
- Ihsa’ Al Ulmu
- Al madinatul Fadlilah (Negeri Utama)
- Risalah Assiyassiyah
- Assaamarotul Mardliyayah
- Al Majau
Dalam bidang fisika :
- On Vacum
- Against Astrology
Dalam bidang Metafisika :
- About the Scope of Aristoteles Metaphysizs
- On the one (Fi Al Wahid dan Wahda)