Sekilas Wawasan Intelektual dan Profetik

Sekilas Wawasan Intelektual dan Profetik

1. Wawasan Intelektual
Seorang intelektual merupakan orang yang penting kedudukannya dalam perkembangan suatu negara. Intelektual adalah orang yang menggunakan seluruh potensi yang terdapat di dalam dirinya untuk kepentingan dan kebermanfaatan segala sesuatu di luar dirinya. Dari pengertian ini seorang intelektual seharusnya memiliki paradigma transedensi dalam berpikir, berkata dan bertindak. Seorang intelektual memiliki tanggung jawab sosial untuk merasakan permasalahan masyarakat, melihat langsung bagaimana masyarakat menderita dan kemudian berupaya merumuskan bagaimana solusi konkret atas permasalahan sosial tersebut. 
Tetapi tidak banyak orang yang dengan secara sukarela mau menjadi pemecah solusi bagi masyarakat. Ali Syariati menjelaskan, intelektual atau yang dia sebut sebagai raushanfikr adalah seseorang yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar. Ideologi dan kesadaran kelasnyalah yang menolongnya mencapai kesadaran hidup tertentu, suatu arah hidup, suatu perbuatan, dan suatu pemikiran yang khas, dengan ideal yang khas pula yang kemudian membentuk filsafat hidupnya. 
Apa pentingnya seorang intelektual?Intelektual menjadi kelas perantara yang mempertemukan antara rakyat dengan penguasa, antara kelas alit dan kelas elit. Intelektual menjadi kelas menengah yang memiliki aksesibilitas yang menjangkau dua ranah tersebut. Memiliki pengalaman lapangan yang riil akan kondisi penderitaan masyarakat dan memiliki daya jangkau untuk mempengaruhi pengambilan kebijakan.

2. Wawasan Profetik
Pendidikan Profetik sebenarnya telah banyak dijadikan ide oleh para tokoh pendidikan untuk menjadikan sistem pendidikan di negeri kita ini menjadi makin bagus, seperti pemikiran dari Kuntowijoyo, beliau adalah ilmuwan sosial Muslim yang pertama kali mengetengahkan perlunya "ilmu sosial profetik" (ISP).
Menurut Kuntowijoyo, pendidikan profetik dibagi menjadi dua hal pokok. Pertama, transformasi sosial dan perubahan. ISP yang ditawarkan Kuntowijoyo merupakan alternatif terhadap kondisi status quo teori-teori sosial positivis yang kuat pengaruhnya di kalangan intelektual dan akademisi di Indonesia. ISP tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena social, tetapi juga memberikan interpretasi, mengarahkan, serta membawa perubahan bagi pencapaian nilai-nilai yang dianut oleh kaum Muslim sesuai petunjuk Al Quran.
Kedua, menjadikan Al Quran sebagai paradigma. Yang dimaksud paradigma oleh Kuntowijoyo dalam konteks ini adalah bahwa realitas sosial dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang pada gilirannya akan menghasilkan mode of knowing tertentu pula. Dengan mengikuti pengertian ini, paradigma Al Quran bagi Kunto adalah "konstruksi pengetahuan" yang memungkinkan kita memahami realitas sebagaimana dimaksud oleh Al Quran itu sendiri. Ini artinya, Al Quran mengonstruksi pengetahuan yang memberikan dasar bagi kita untuk bertindak. 
Di dalam pendidikan profetik ada sisi memungkinkan bagi pemikiran tentang kenabian itu bisa digunakan dalam melihat realitas. Jika kita perhatikan sejarahnabi, Nabi itu memiliki kadar kedalamaan ilmiah yang tinggi, yaitu bagaimana cara kerja pikir dan sikap mereka dalam memahami realitas. 
Jadi dapat disimpulkan dalam pendidikan profetik ini sistem pendidikan tidak hanya untuk mengejar tingginya intelektual saja tetapi sisi religius juga menjadi aspek penting sehingga masa depan agama dan bangsa Indonesia yang sedang tertatih sekarang ini bisa cepat keluar dari krisis. Tidak hanya krisis ekonomi, tetapi juga krisis pengetahuan yang rasional obyektif. Terlebih bagi paramahasiswa yang manatelah disebut sebagai agent of chance untuk merubah kondisi bangsa menjadi lebih baik.

3. Wawasan Intelektual Profetik
Dari pengertian di atas, maka intelektual profetik adalah intelektual yang memiliki misi kenabian. Ilmu yang diperolehnya ditransformasikan dalam realitas sosial dengat spirit ilahiah. Dalam konteks ini, terjadi kolaborasiantara “langit” dan “bumi”. Langit adalah simbol nalar wahyu, sedangkan bumi simbol nalar akal.
Golongan yang disebut dengan intelektual profetik adalah golongan yang diumpamakan sebagai sekelompok orang yang malam harinya seperti seorang ‘abid (ahli ibadah), dan siangnya digunakan untuk mencerahkan kehidupan umat manusia. Dalam melaksanakan misi sucinya, golongan ini tetap berpegang pada kaidah ilahiah. 
Golongan orang-orangini hanya bisa mewujud dalam realitas jika disertai dengan kesadaran bahwa kita adalah makhluk Tuhan. Konsekuensi dari kesadaran ini adalah apapun yang kita lakukan pasti diawasi dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Yang Maha Kuasa.
Golongan ini berusaha memberikan pencerahan kepada kehidupan. Pencerahan disini dilakukan untuk kehidupan secara luas, bukan hanya untuk memuaskan dahaga pribadi atau kelompok semata. Untuk pencerahan perlu adanya tauladan dari sang guru. “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari,” demikian kata pepatah yang relevan. Seorang guru, ketua atau senior yang baik adalah yang memberi contoh pada bawahannya. Ia adalah orang pertama yang mengaplikasikan apa yang ia katakan, karena dalam Al-Qur’an, sangatlah dibenci Allah orang yang berkata tapi tidak melaksanakan.Oleh karena itu, konsistensi sangatdiperlukan di sini.Keteladanan adalah salah satu kunci sukses intelektual profetik.


Facebook Comment