Immawan Dan Immawati Para Penerus Tampuk Pimpinan Masa Depan

Salam Perjuangan,! Kepada saudara-saudariku (immawan dan immawati) yang menjadi penerus tampuk pimpinan komisariat IMM se-Umsida 2015/2016. Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat kepada kader-kader yang telah menjadi pimpinan di masing-masing komisariat. Ada pertanyaan paling mendasar yaitu, apa itu IMM? kenapa saya harus berjuang di IMM? Dan untuk apa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan Pertanyaan yang paling mendasar dan terkadang tidak semua kader bisa menjawabnya.

IMM merupakan salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) yang bergerak di kampus. IMM dirasa perlu ada karena demi mewujudkan cita-cita Muhammadiyah: mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Melihat keseriusan Muhammadiyah pada kala itu dalam proses kaderisasi. Maka, pada kongres seperempat abad Muhammadiyah (Kongres ke-25) pada tahun 1936 di Jakarta yang pada waktu itu PP Muhammadiyah diketuai oleh KH. Hisyam telah diputuskan bahwa Muhammadiyah akan mendirikan suatu Perguruan Tinggi. Berawal dari pendirian Perguruan Tinggi inilah yang membuat Muhammadiyah perlu membentuk suatu wadah bagi kader di ranah kemahasiswaan.

IMM resmi berdiri pada tanggal 29 Syawal 1383 H/ 14 Maret 1964 yang diresmikan oleh PP Muhammadiyah yang ketika itu diketuai oleh KH. Ahmad Badawi dan disaksikan oleh H. Tanhawi (selaku Badan Pembantu Harian Pemerintah DIY). Peresmian berdirinya IMM ditandai dengan ditandatanganinya “Enam Penegasan IMM” oleh KH. Ahmad Badawi. Adapun bentuk enam penegasan IMM tersebut adalah 1) menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam; 2) menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM; 3) menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah; 4) menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara; 5) menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah; 6) menegaskan bahwa amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.

Ber-IMM artinya kita bermuhammadiyah, karena IMM dan Muhammadiyah sendiri tidak bisa terpisahkan. Secara definisi Muhammadiyah yaitu pengikut nabi Muhammad saw. serta menjadi pionir untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah, serta berdakwah amar ma’ruf nahi munkar. Di sisi lain, kita sama seperti pergerakan lain, yaitu menjadi gerakan mahasiswa yang memiliki semangat anggun dalam moral dan unggul dalam intelektual. Organisasi yang memiliki tujuan mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah ini bergerak di ranah keagamaan, kemasyarakatan, serta kemahasiswaan yang terus diperjuangkan demi memperoleh ridha dari Allah swt sebagai khalifah di muka bumi.

IMM itu saya ibaratkan seperti rumah. Rumah tersebut saya gambarkan sebuah rumah yang sudah megah, karena terdapat berbagai fasilitas yang cukup lengkap serta memiliki elemen-elemen yang kuat sehingga rumah tersebut selalu kokoh meskipun sering diterpa hujan, angin, badai, serta terik matahari. Namun, terkadang kita terlalu terlena dengan kemegahan tersebut. Rumah seharusnya selalu diurus dan dirawat agar selalu tampak indah, bersih, dan nyaman bagi penghuninya. Dalam rumah tersebut memiliki hal-hal (baca: aturan) yang seharusnya dipatuhi oleh penghuninya. Misalkan, ketika kita ingin masuk dan keluar rumah, maka kita sebaiknya melalui pintu. Sebenarnya bisa saja kita masuk maupun keluar rumah melalui jendela, bahkan bisa juga lewat genting rumah, namun apakah itu pantas? IMM memiliki aturan-aturan baik itu bersifat formal maupun informal. Aturan yang bersifat formal merupakan segala hal harus dipatuhi bersama, karena sudah menjadi patokan (standar). Misalkan, keputusan hasil Muktamar IMM, Musykom, rapat kerja, rapat pleno, maupun rapat rutin. Sebagai penghuni yang baik, tentu saja secara sadar harus memahami fungsi dari aturan-aturan tersebut. Sedangkan, aturan yang bersifat informal atau biasa disebut dengan etika ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam berorganisasi tentunya memiliki etika-etika yang disepakati secara langsung maupun tidak, karena etika ini berkaitan dengan kultur organisasi tersebut. Sayangilah rumah kita, jangan menjadi penghuni yang pulang ke rumah saat ada perlunya saja. Setelah tidak ada perlu dan kepentingannya, tidak pulang. Bersama penghuni yang lain, secara kompak merawat dan membuat rumah semakin nyaman.

Berbeda dengan organisasi yang lain, IMM menawarkan sebuah misi yang tanpa ditunggangi oleh kepentingan partai politik manapun, artinya IMM tidak bergerak di ranah politik praktis. IMM bergerak dan berjuang berdasarkan kepentingan ormas Islam terbesar di dunia, yaitu Muhammadiyah. Menurut Hajriyanto Tohari, sebagai gerakan sosial bertujuan memodernisasi umat Islam agar terangkat dari ketertinggalannya sehingga mencapai kedudukan yang terhormat dan posisi terpenting di negara ini. Muhammadiyah memiliki blue print sebagai narasi besar untuk memajukan umat dengan tawarannya yang oleh Ahmad Dahlan disebut "Islam yang berkemajuan". Selain itu, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah non-politik. William Shepard (dalam buku Manhaj Gerakan Muhammadiyah) mengategorikan Muhammadiyah sebagai kelompok "Islamic-Modernism", yang lebih terfokus bergerak membangun "Islamic Society" (masyarakat Islam) daripada perhatian terhadap "Islamic State". Karena memang, pada dasarnya ormas dengan politik adalah suatu hal yang bersebrangan. Jika politik lebih cenderung pada kekuasaan, ormas lebih mengedepankan pada penegakan norma dan nilai untuk kebaikan masyarakat.

Sepertinya terlalu dini jika kita menginginkan hasil dalam ber-IMM. Namun, tenang saja, Allah telah berjanji kepada kita bahwa “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS. Az Zalzalah: 7). Selayaknya seorang petani, bersusah-susah dulu dan pada akhirnya dapat memanen hasilnya. Begitu juga dengan IMM, saya masih sangat yakin bahwa IMM adalah sarana untuk memproduksi amal-amal saleh serta dapat bermanfaat bagi orang lain. Singkirkan sejenak pikiran negatif mengenai IMM, mungkin kita pernah tersakiti, kecewa, atau merasa tidak ada untungnya dalam IMM. Bangunlah IMM, hidupilah IMM, dan perbaiki IMM dengan penuh kekompakan antarpimpinan.

Semoga di kepengurusan yang baru ini, senantiasa mampu menciptakan iklim yang saling memahami, menasihati, menggerakan, serta menginspirasi satu sama lain. Kepemimpinan kolektif-kolegial yang selama menjadi ciri khas IMM, harapannya mampu mengatur roda organisasi sehingga IMM ke depan semakin disegani oleh banyak pihak. IMM yang selalu anggun dalam moral (serta unggul dalam intelektual) selayaknya menjadi panutan bagi pergerakan yang lain.

“Aku perpesan, hendaklah engkau sekalian bekerja dengan sungguh-sungguh, penuh, kebijaksanaan, penuh kehati-hatian serta senantiasa waspada di dalam menggerakan Muhammadiyah dan dalam mengerahkan umat. Janganlah engkau menganggap masalah ini sebagai persoalan kecil dan sepele, persoalan Muhammadiyah adalah masalah besar. Siapa saja yang mengindahkan pesanku adalah pertanda orang yang tetap mencintai aku dan Muhammadiyah.” (KH. Ahmad Dahlan dalam Mulkhan, 2010: 205-206)

Oleh, Abid Norch


Facebook Comment